Rabu, 09 September 2009

kutum santri dipesantren

Teman sekalian,
Coba dibayangkan, seandainya anda adalah seorang pelari nasional yang akan diutus oleh KONI untuk mengikuti lomba lari marathon dunia di Ontario, Kanada. Event tahunan ini merupakan ajang pelari menunjukkan kebolehannya dengan hadiah yang luar biasa. Untuk menghadapi lomba ini, anda akan mempersiapkan fisik dan mental jauh hari sebelum lomba.
Diantara latihan fisik yang anda lakukan adalah lari dalam jarak tertentu seperti 5, 10, 20 atau 25 km. Bahkan anda perlu mencoba lari sampai sekitar 40 km, untuk menyamai jarak yang akan dilombakan. Bisa dibayangkan kalau anda tidak melakukan latihan sampai 40 km, bisa-bisa ketika hari lomba tidak sampai finish. Hal ini menunjukkan bahwa latihan harus diusakan sesuai dengan yang akan dilombakan.
Untuk kesiapan mental terhadap cuaca di Ontario dan penduduk sekitarnya, maka anda tentunya akan tinggal di kota tersebut beberapa minggu sebelum lomba. Anda harus menyesuaikan suhu yang lebih dingin di kota tersebut. Diharapkan pada saat lomba nantinya, tubuh kita sudah siap dan tidak bakal kedinginan atau sakit perut yang bisa menyebabkan kegagalan anda.
Perumpamaan diatas mirip dengan persiapan kita ketika menghadapi bulan Ramadhan yang penuh berkah ini. Ramadhan yang lamanya 29 atau 30 hari membutuhkan stamina dan kesiapan yang matang. Betapa banyak kita lihat shof sholat tarawih yang penuh pada minggu pertama akan menyusut pada minggu-minggu berikutnya. Dan tidak heran kalau nanti pada minggu terakhir, beberapa warung semakin dikunjungi orang yang tidak kuat menahan haus dan lapar. Atau ada orang yang terkena gangguan kesehatan atau flu ditengah atau akhir Ramadhan, hal ini berarti fisiknya belum siap.
Untuk menghadapi Ramadhan, Rasulullah SAW sering melakukan puasa sunnat di bulan Rajab dan Sya’ban. Hal ini seperti yang tercantum dalam hadits yang diriwayatnya al-Nasa’i dan Abu Dawud (dan disahihkan oleh Ibnu Huzaimah): Usamah berkata pada Nabi saw, ‘Wahai Rasulullah, saya tak melihat Rasul melakukan puasa (sunat) sebanyak yang Rasul lakukan dalam bulan Sya’ban.’ Rasul menjawab: ‘Bulan Sya’ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadan yang dilupakan oleh kebanyakan orang.’
Ibadah lain yang kita perlu persiapkan adalah qiyamu lail atau sholat malam. Dalam bulan Ramadhan, peluang untuk melakukan sholat tahajjud akan besar karena kita akan bangun untuk melakukan sahur. Gunakan waktu sebelum sahur untuk memohon maghfiroh dan keperluan kita kepada Allah SWT.
Bacaan atau tilawah Al Quran juga harus diperbanyak karena bulan Ramadhan adalah bulan turunnya Al Quran dan dimana pahala akan dilipatgandakan. Akan merugilah kita bila waktu yang tersedia dalam bulan tersebut disia-siakan tidak untuk berdzikir atau membaca Al Quran.
Jangan lupa, kita juga perlu membuat suasana ceria dalam keluarga kita dalam menyambut bulan penuh rahmah ini. Bersih dan rapikan rumah. Buatlah hiasan dirumah agar terasa suasana Ramadhan. Buat rencana untuk beribadah bersama keluarga seperti sholat berjamaah, buka puasa dan tadarus bersama. Bahagiakan istri/suami dan anak anda agar bulan Ramadhan M Top (Memang Top).
Wallahu a’lam

Kamis, 18 Juni 2009

Bersin dan Menguap

Bersin dan Menguap

Rasulullah bersabda:

عن أبي هريرة رضي الله تعالى عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: (( إن الله يحب العطاس ويكره التثاؤب، فإذا عطس فحمد الله فحق على كل مسلم سمعه أن يشمته، وأما التثاؤب فإنما هو من الشيطان فليرده ما استطاع، فإذا قال: ها، ضحك منه الشيطان )) صحيح البخاري

في الأدب 6223

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ta'alaa anhu, Rasulullah bersabda, "Sungguh Allah mencintai orang yang bersin dan membenci orang yang menguap, maka jika kalian bersin maka pujilah Allah, maka setiap orang yang mendengar pujian itu untuk menjawabnya; adapun menguap, maka itu dari syaitan, maka lawanlah itu sekuat tenagamu. Dan apabila seseorang menguap dan terdengar bunyi: Aaaa, maka syaitan pun tertawa karenanya". Shahih Bukhari, 6223.
Imam Ibn Hajar berkata, "Imam Al-Khathabi mengatakan bahwa makna cinta dan benci pada hadits di atas dikembalikan kepada sebab yang termaktub dalam hadits itu. Yaitu bahwa bersin terjadi karena badan yang kering dan pori-pori kulit terbuka, dan tidak tercapainya rasa kenyang. Ini berbeda dengan orang yang menguap. Menguap terjadi karena badan yang kekenyangan, dan badan terasa berat untuk beraktivitas, hal ini karena banyaknya makan . Bersin bisa menggerakkan orang untuk bisa beribadah, sedangkan menguap menjadikan orang itu malas (Fath-hul Baari: 10/6077)

Nabi menjelaskan bagaimana seseorang yang mendengar orang yang bersin dan memuji Allah agar membalas pujian tersebut. 

Rasulullah bersabda:

(( إذا عطس أحدكم فليقل الحمد لله، وليقل له أخوه أو صاحبه: يرحمك الله، فإذا قال له يرحمك الله فليقل: يهديكم الله ويصلح بالكم )) صحيح

البخاري في الأدب: 6224

Apabila salah seorang diantara kalian bersin, maka ucapkanlah Al-Hamdulillah, dan hendaklah orang yang mendengarnya menjawab dengan Yarhamukallahu, dan bila dijawab demikian, maka balaslah dengan ucapan Yahdikumullahu wa Yushlihubaalakum (HR. Bukhari, 6224)
Dan para dokter di zaman sekarang mengatakan, "Menguap adalah gejala yang menunjukkan bahwa otak dan tubuh orang tersebut membutuhkan oksigen dan nutrisi; dan karena organ pernafasan kurang dalam menyuplai oksigen kepada otak dan tubuh. Dan hal ini terjadi ketika kita sedang kantuk atau pusing, lesu, dan orang yang sedang menghadapi kematian. Dan menguap adalah aktivitas menghirup udara dalam-dalam melalui mulut, dan bukan mulut dengan cara biasa menarik nafas dalam-dalam !!! Karena mulut bukanlah organ yang disiapkan untuk menyaring udara seperti hidung. Maka, apabila mulut tetap dalam keadaan terbuka ketika menguap, maka masuk juga berbagai jenis mikroba dan debu, atau kutu bersamaan dengan masuknya udara ke dalam tubuh. Oleh karena itu, datang petunjuk nabawi yang mulia agar kita melawan "menguap" ini sekuat kemampuan kita, atau pun menutup mulut saat menguap dengan tangan kanan atau pun dengan punggung tangan kiri.

Bersin adalah lawan dari menguap yaitu keluarnya udara dengan keras, kuat disertai hentakan melalui dua lubang: hidung dan mulut. Maka akan terkuras dari badan bersamaan dengan bersin ini sejumlah hal seperti debu, haba' (sesuatu yang sangat kecil, di udara, yang hanya terlihat ketika ada sinar matahari), atau kutu, atau mikroba yang terkadang masuk ke dalam organ pernafasan. Oleh karena itu, secara tabiat, bersin datang dari Yang Maha Rahman (Pengasih), sebab padanya terdapat manfaat yang besar bagi tubuh. Dan menguap datang dari syaithan sebab ia mendatangkan bahaya bagi tubuh. Dan atas setiap orang hendaklah memuji Allah Yang Maha Suci Lagi Maha Tinggi ketika dia bersin, dan agar meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk ketika sedang menguap (Lihat Al-Haqa'iq Al-Thabiyah fii Al-Islam: hal 155)

( alsofwah.or.id - 13 Ramadhan 1424/071103 )

Kamis, 11 Juni 2009

SEJARAH IPM


Latar belakang berdirinya IPM tidak terlepas dari latar belakang berdirnya Muhammadiyah sebagai Gerakan Dakwah Islam Amal Ma’ruf Nahi Munkar dan sebagai kensekuensi dari banyaknya sekolah yang merupakan amal usaha Muhammadiyah untuk membina dan mendidik kader.

Di samping itu situasi dan kondisi politik di Indonesia pada era rahun 1956-an, dimana pada masa ini merupakan masa kejayaan PKI dan masa Orde lama. Muhammadiyah menghadapi tantangan yang sangat berat dari berbagai pihak. Sehingga karena itulah dirasakan perlu adanya dukungan terutama untuk menegakkan dan menjalankan misi Muhammadiyah. Oleh karena itu kehadiran Ikatan Pelajar Muhammadiyah sebagai organisasi para pelajar yang terpanggil pada misi Muhammadiyah dan ingin tampil sebagai pelopor, pelangsung dam penyempurna perjuangan Muhammadiyah.

Upaya dan keinginan pelajar Muhammadiyah untuk mendirikan organisasi pelajar Muhammadiyah telah dirintis sejak tahun 1919. Akan tetapi selalu saja mendapat halangan dan rintangan dari berbagai pihak, termasuk oleh Muhammadiyah sendiri. Aktivitas pelajar Muhammadiyah untuk membentuk kader organisasi Muhammadiyah di kalangan pelajar akhirnya mendapat titik –titik terang dan mulai menunjukkan keberhasilannya, yaitu ketika pada tahun 1958, Konferensi Pemuda Muhammdiyah di garut menempatkan organisasi pelajar Muhammmadiyah di bawah pengawasan Pemuda Muhammadiyah.
Keputusan Konferensi Pemuda Muhammadiyah di Garut tersebut diperkuat pada Muktamar Pemuda Muhammadiyah II yang berlangsung pada tanggal 24-28 Juli 1960 di Yogyakarta yakni dengan memutuskan untuk membentuk IPM (Keputusan II/ no.4).

Keputusan tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

Muktamar meminta kepada PP Muhammdiyah Majelis Pendidikan bagian Pendidikan dan pengajaran supaya memberi kesempatan dan mengerahkan Kompetensi Pembentukan IPM kepada Pemuda Muhammadiyah.

Muktamar mengamanahkan kepada PP Pemuda Muhammadiyah untuk menyusun konsepsi Ikatan Pelajar Muhammadiyah dan untuk segera dilaksanakan setelah mencapai persesuaian pendapat dengan PP Muhammadiyah Majelis Pendidikan dan Pegajaran.
Setelah ada kesepakatan antara PP Pemuda Muhammadiyah dan PP Muhammadiyah Majelis Pendidikan dan Pengajaran pada tangggal 15 Juni 1961 ditandatanganilah peraturan bersama tentang organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah.

Rencana pendirian IPM tersebut dimatangkan lagi di dalam Konferensi Pemuda Muhammadiyah di Surakarta tanggal 18-20 Juli 1961 dan secara nasional melalui forum tersebut IPM dapat berdiri dengan Ketua Umum Herman Helmi farid Ma’ruf, Sekretaris Umum Muhammmad Wirsyam Hasan.
Ditetapkan pula pada tangggal 5 Shafar 1381 bertepatan tanggal 18 Juli 1961 M sebagai hari kelahiran Ikatan Pelajar Muhammadiyah.

Sumber : Buku Materi Muktamar IRM 

Jumat, 29 Mei 2009

Kalau Burung Manyar Berpacaran


KALAU MANYAR BERPACARAN

Kalau anda ada waktu, cobalah menonton sebentar kesibukan para jejaka manyar di musim kawin. Sambil terbang menggelepar menjaga keseimbangan, ia memegang pinggiran daun kelapa dengan paruhnya, Persisi dipangkalnya. Lalu ia terjun menggandul ke bawah, seperti orang geyang –geyong mau bunuh diri. Daun jadi robek tentunya.
Sesudah itu ia mulai dengan daun yang masih tersisa, sampai akhirnya semua daun tersobek memanjang, tinggal tulangnya (lidi) yang tengah saja. Helaian daun yang seperti pita inilah yang dianyam menjadi sarang.
Bukanlah namanya burung manyar bila ia sudah puas dengan sarang yang berupa anyaman bilik sesek dari dedaunan saja.Untuk keindahan serta benteng terhadap gangguan eksternal, maka dilapisilah bagian dalamnya dengan tanah liat. Semacam tembok semi permanent, begitulah. Nah, siaplah sebuah vila megah di puncak! Bukan di Puncak (Jawa Barat) lho, tapi di puncak pohon! Sudah pasti tanpa IMB. Perdanya belum keluar!
Nah, sebuah vila selesai sudah. What next ?
HANKAMNAS burung manyar jejaka terhadap rumahnya hebat juga. Perhatikan kerepotannya ketika menghadapi manyar lain yang mau menyerobot vila gandulnya.
Ia duduk di atas ranting dekat sarangnya sambil mengawasi calon maling dengan mata melotot. Tempo-tempo ia menekankan ekornya ke bawah, kalau calon malingnya mencoba mendekat atau mengadakan gerakan menjajal.Ekor tertekan ke bawah berarti sebuah kepalan tinju telah dilayangkan.
Dan kalau tenyata penggangu itu masih juga mendekat, calon bapak manyar pembela keluarga dan rumah itu menundukkan kepala. Bulunya dikembangkan sampai jembombok dia menyanyi.
Gila! Pada saat gawat yang mustinya prihatin ia malah menyanyi.Seperti pemain wayang orang atau ketoprak saja kalau mau perang tanding!
Para ilmu jiwa menafsirkan tindakan itu sebagai kompensasi (semacam tutup penggati) untuk menutupi rasa takut.
Tiba-tiba konfrontasi dengan nyayian itu berhenti. Rumah yang diperebutkan dimasuki seekor dara manyar.Entah dari mana asal usulnya, tiba-tiba saja datang langsung masuk! Dua manyar berebut rumah, yang ketiga mendapat hadiah.
Vila gandul memang indah. Bentuk seperti buah apokat, dengan lubang pintu di sisi samping. Itu memang atas permintaan ibu-ibu manyar! Sebab musim bertelurnya pada musim penghujan. Jadi supaya kalau hujan air tidak masuk. Supaya tidak kena tampias hujan, pintu rumah diberi kuncung atau pet yang menjorok jauh ke muka, sampai seperti cerobong asap, hanya saja arahnya tidak keatas tapi ke bawah. Benar-benar water proof. Mau masuk dari mana air hujan itu !
“Lagi pula, perampok telur zaman sekarang berani-berani, Pak, masuk rumah tuturnya pada tim MUHIMA. Sarang itu digantungkan pada ranting yang selalu berayun –ayun, dengan harapan maling-maling akan terpeleset kebawah kalau mencoba hinggap
Menyaksikan vilanya dimasuki seekor manyar yang masih gadis, bukan alang kepalang girangnya si manyar jejaka. Lawannya yang akan menyerobot vilanya sudahterbang entah ke mana. Sebagai gantiya, didalam vilaya sekarang terperangkap seekor manyar betina. Saking girangnya ia terbang kian kemari, sambil menga –mengo. Ah dunia ini terasa begitu indahnya!!!
Tak lama kemudian, sang tamu terbang ke luar hinggap pada cabang terdekat, dia diam menunggu perkembangan. Maunya apa, sih, tuan rumah yang jingkrak-jingkrak ini ?
Barulah sesudah si tuan rumah tidak cengengesan lagi, sang tamu bersedia diajak masuk. Lady first, tuan rmah mengiri dari belakang. Apa yang terjadi di dalam? Ah mau tahu aja....
Bertelur dalam rumah yang pintunya menghadap ke bawah, mestinya aman dan sentosa, Begitu perhitungan mereka. Tetapi di dunia ini selalu aja ada pencoleng yang lebih pinter dari pada polisi. Burung betet dan celepuk, misalnya, masih juga bisa masuk rumah dan berhasil menggondol bayi.
Tidak mengherankan manyar-manyar yang cerdik sengaja membuat cerobong tipuan, di samping pintu masuk sebenarnya yang dirahasiakan. Maling yang bloon memang bisa masuk ke dalam rumah, tetapi ia tidak akan menemukan anak-anak manyar. Sebab cerobong itu tidak berhubungan dengan kamar bayi, tetapi gang buntu! ☻

Selasa, 19 Mei 2009

senyum itu sehat lho..

SENYUM ITU SEHAT

Senyum kadang menjadi hal yang sangat mahal untuk didapatkan dalam kesedihan. Semua orang pasti bisa senyum kalau dia terkena gas tawa, tapi apa kalian mau? Soalnya gas tawa biasa dipakai dalam terapi orang yang terkena gangguan jiwa. Tapi kini sudah ada terapi dengan adanya senam tawa. Lagi pula senyum adalah ibadah, jadi nggak salah kalau kita tersenyum, Cuma yang jadi masalah kalau senyum kita nggak mau berhenti, bisa gawat tuh.

Mengapa kita harus tersenyum (tertawa)?

Tertawa membuat jantung sehat? Mungkin kalian nggak percaya. Tapi, para ahli kedokteran dari Universitas Maryland, AS, punya bukti kuat mengenai hal ini. Studi terbaru menunjukkan, tertawa atau humor bisa memperbaiki fungsi pembuluh darah.

Dalam studi tersebut, para peneliti meminta 10 wanita dan 10 pria untuk menontot dua buah film ~satu film kemodi, dan satu film horor~ masing-masing selama 15 menit. Sebelum dan setelah menonton film ini, para penerliti memberi tekanan pada brachial artery (pembuluh darah yang berhubungan dengan tangan) kemudian mengukur seberapa cepat pembuluh itu kembali ke bentuk normal. Untuk diketahui, pembuluh darah yang sehat dapat dengan mudah mengembang setelah mengerut.

Hasilnya, film komedi tampaknya memiliki efek yang menguntungkan. Mereka yang menonton film komedi dan karenanya bisa tertawa lepas, pembuluh darahnya mengembang 22 persen lebih cepat ketimbang biasanya. Sebaliknya, orang yang menonton film horor, pembuluh darahnya justru mengembang 35 persen lebih lambat. “Terbukti, tertawa memberi pengaruh yang besar”, kata Michael Miller, kardiolog dari Fakultas Kedokteran Maryland. Karena itu, kepada para pasiennya, Miller kini selalu menganjurkan untuk sebanyak mungkin sampai terbahak-bahak. :Saya juga anjurkan pada mereka untuk sering menonton film-film lucu atau mencari situasi yang membuat hati mereka senang”.

Miller dan para koleganya menduga, ketika kita tertawa, maka terjadi pelepasan endorphin, hormon yang diyakini bisa membantu memperbaiki konsisi pembuluh darah. Pelepasan hormon ini dalam jumlah banyak juga terjadi setelah seseorang melakukan olahraga. Kemungkinan lain, tertawa akan merangsang pelepasan nitrat oksida, yaitu gas yang mampu merelaksasi endothelium (salah satu bagian dari pembuluh darah). Memang, masih butuh penelitian lanjutan yang lebih mendalam untuk memastikan hal ini. “Tapi, saya kira tak masalah merekomendasikan tertawa sebagai obat”, demikian Miller.

10 Menit Tertawa Itu Sehat

Bisakah kalian mengupayakan untuk tertawa paling tidak 10 menit sehari? Demikian usul Norman Cousins, seorang psikolog kesehatan , mengutip studi seorang filsuf yang menempatkan humor dalam dunia pengobatan. Cousins pernah mencoba menyembuhkan penderitaan pasien dengan cara kontroversial. Bukan dengan obat-obatan, melainkan dengan resep tertawa dan memupuk semangat hidup. Ternyata saran itu tidak hanya mengurangi rasa sakit yang menyiksa, tubuh pasien pun menjadi lebih sehat. Melihat hasil terapinya, Cousins semakin yakin, tertawa bisa memperpanjang umur dan ikut membantu menyembuhkan penyakit. Walaupun hasil penelitian itu belum dapat dibuktikan secara ilmiah. Makin banyak tertawa, makin senang, dan tertawa dapat membuat kita berumur panjang. Pepatah Tiongkok menyatakan, “le dien san siauw, Sie Bhe Liao (satu hari dapat tertawa tiga kali, tak akan mati muda)”.

Makna atau arti dari senyum itu sendiri

Ternyata senyum yang kita berikan terhadap orang lain dapat memberikan makna yang bermacam-macam. Sebenarnya yang paling baik adalah senyuman yang bersifat ikhlas dengan setulus hati. Tapi pada kenyataannya senyuman dapat bermakna macam-macam, seperti:

- Senyum gembira, sudah pasti motifnya karena rasa bahagia, sehingga tampat lebih tulus dan lepas. Biasanya lebih bersifat untuk menyenangkan atau bersimpatik pada orang lain, seperti pada hari ulang tahun sahabat kita.

- Senyum bangga, motif yang ada karena merasa bahagia mendapat berkah atau prestasi yang telah kita capai atau orang lain capai.

- Senyum bahagia, motif yang ada karena kita merasa sangat bersyukur dapat merasakan kebahagiaan yang tidak ternilai, lebih bersifat pribadi.

- Senyum sinis atau senyum mengejek, motif yang ada karena kita tidak suka dengan orang tersebut, senyum di sini sebagai sindiran terhadap perilakunya.

- Senyum untuk basa-basi, motifnya untuk menjaga tata krama atau etika pergaulan, padahal sesungguhnya saat itu kita tidak ingin tersenyum, mungkin sedang sakit, sumpek atau tidak mood.

Sumber: Majalah Cendekia Edisi 29, Desember 2006.

Kamis, 07 Mei 2009

Keutamaan Dhuha

Didalam Surah Adh-Dhuha Allah swt bersumpah dengan waktu dhuha dan waktu malam:

وَالضُّحَى وَاللَّيْلِ اِذَا سَجَى

“Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam apabila telah sunyi.” (QS. 93:1-2). Pernahkah terlintas dalam benak kita mengapa Allah swt sampai bersumpah pada kedua waktu itu?. Beberapa ahli tafsir berpendapat bahwa kedua waktu itu adalah waktu yang paling utama dalam setiap harinya.

Pada waktu itulah Allah swt sangat memperhatikan hambaNya yang paling getol mendekatkan diri kepadaNya. Ditengah malam yang sunyi, dimana orang-orang sedang tidur nyenyak tetapi hamba Allah yang pintar mengambil kesempatan di saat itu dengan bermujahadah melawan kantuk dan dinginnya malam dan air wudhu, bangun untuk menghadap Khaliqnya, tidak lain hanya untuk mendekatkan diri kepadaNya. Demikian juga dengan waktu dhuha, dimana orang-orang sibuk dengan kehidupan duniawinya dan mereka yang tahu pasti akan meninggalkannya sebentar untuk kembali mengingat Allah swt, sebagaimana yang dikatakan oleh sahabat Zaid bin Arqam ra ketika beliau melihat orang-orang yang sedang melaksanakan shalat dhuha: “Ingatlah, sesungguhnya mereka telah mengetahui bahwa shalat itu di lain saat ini lebih utama. Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: “Shalat dhuha itu (shalatul awwabin) shalat orang yang kembali kepada Allah, setelah orang-orang mulai lupa dan sibuk bekerja, yaitu pada waktu anak-anak unta bangun karena mulai panas tempat berbaringnya.” (HR Muslim).

Lantas bagaimana Allah tidak senang dengan seorang hamba yang seperti ini, sebagaimana janjiNya: “Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan. (QS. 5:35). Diakhir ayat ini terlihat Allah menyatakan kata “beruntung” bagi hambanya yang suka mendekatkan diri kepadanya. Nah, kalau bicara tentang beruntung tentu ini adalah rejeki bagi kita. Dan satu hal yang perlu kita ingat bahwa rejeki itu bukan hanya bentuknya materi atau uang belaka. Tetapi lebih dalam dari itu, segala sesuatu yang diberikan kepada kita yang berdampak kebaikan kepada kehidupan kita didunia dan diakhirat adalah rejeki. Dan puncak dari segala rejeki itu adalah kedekatan kepada Allah swt dan tentu kalau berbicara ganjaran yaitu kenikmatan puncak yang paling akhir adalah syurga. Oleh karena itu para ulama mengajarkan kita untuk berdo’a tentang rejeki ketika selesai shalat dhuha. Jadi salah satu fadilah (keutamaan) dari shalat dhuha itu adalah sarana jalan untuk memohon limpahan rejeki dari Allah swt.

Disamping itu shalat dhuha ini juga dapat menggantikan ketergadaian setiap anggota tubuh kita pada Allah, dimana kita wajib membayarnya sebagaimana sabda Rasulullah saw: “Setiap pagi setiap persendian salah seorang diantara kalian harus (membayar) sadhaqah; maka setiap tasbih adalah sadhaqah, setiap tahmid adalah sadhaqah, setiap tahlil adalah sadhaqah, setiap takbir adalah sadhaqah, amar ma’ruf adalah sadhaqah, mencegah kemungkaran adalah sadhaqah, tetapi dua raka’at dhuha sudah mencukupi semua hal tersebut” (HR Muslim).

Tetapi yang lebih dalam dari itu lagi adalah shalat dhuha ini merupakan salah satu amalan yang disukai Rasulullah saw beserta para sahabatnya (sunnah), sebagaimana anjuran beliau yang disampaikan oleh Abu Hurairah ra: “Kekasihku Rasulullah saw telah berwasiat kepadaku dengan puasa tiga hari setiap bulan, dua raka’at dhuha dan witir sebelum tidur” (Bukhari, Muslim, Abu Dawud). Kalaulah tidak khawatir jika ummatnya menganggap shalat dhuha ini wajib hukumnya maka Rasulullah saw tidak akan pernah meninggalkannya. Para orang alim, auliya dan ulama sangatlah menjaga shalat dhuhanya sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Syafii’: Tidak ada alasan bagi seorang mukmin untuk tidak melakukan shalat dhuha”. Hal ini sudah jelas dikarenakan oleh seorang mukmin sangat apik dan getol untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya”.

Jadi tidak ada alasan lagi bagi kita sebagai seorang muslim yang mempunyai tujuan hidup untuk mendapatkan ridhoNya meninggalkan shalat dhuha karena kesibukan duniawi kita, kecuali karena kelalaian dan kebodohan kita sendiri.

from mailist al irfan (Mutiara Shubuh)